Probolinggo, 14/9/2018. Aula TPA (Taman Pemrosesan Akhir) Bestari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menjadi lokasi penyerahan hibah mesin pencacah kantong plastik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jumat (14/9).
Wali Kota Probolinggo, Rukmini, menerima langsung dari Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PenerapanTeknologi Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Satrio Sang Raksono. Dalam sambutannya, Rukmini menyampaikan terima kasih dengan diperolehnya mesin pencacah kantong plastik tersebut. Pihaknya juga menuturkan tentang program pengendalian sampah plastik, salah satunya dengan program gerakan kumpul 4 ton sampah kantong kresek (GU4SAK).
“ Program GU4SAK, selain sesuai dengan tema hari lingkungan hidup tahun 2018 yaitu ‘kendalikan sampah plastik’, juga dimaksudkan untuk mendukung penerapan teknologi aspal plastik oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII pekerjaan rehabilitasi Jalan Laweyan-Sukapura. Semoga kerja sama ini bisa berlanjut,” imbuhnya.
Wali Kota perempuan ini juga berharap, teknologi aspal plastik dapat diterapkan oleh Pemerintah Kota Probolinggo. Dengan begitu, manfaatnya berkelanjutan serta masyarakat bisa mengendalikan sampah plastik. Usai penandatanganan acara serah terima hibah mesin pencacah kantong plastik, disusul dengan uji coba operasional mesin tersebut.
Rukmini didampingi Asisten Perekonomian Pembangunan Achmad Sudiyanto, Kepala DLH Budi Krisyanto, Kepala OPD, serta undangan dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Satuan Kerja pelaksanaan jalan nasional wilayah 1 Jawa Timur (Jatim), DLH Jatim, serta para mitra DLH Kota yaitu bank sampah dan Papesa.
Dalam uji coba itu dijelaskan oleh PT Barata Indonesia selaku rekanan Kementerian PUPR, jika mesin tersebut mampu mencacah kantong plastik 15-20 kg/jam. Motor listriknya menggunakan daya hingga 3.000 watt dengan mesin pencacah 12 pisau. Kantong kresek tidak boleh basah, bersih , harus bebas dari logam dan batu, sehingga tidak menyumbat mesin.
Dalam kesempatan tersebut, Rukmini juga meminta DLH berhati-hati dalam mengoperasionalkan mesin itu, sehingga tidak cepat rusak. “Harus diperhatikan agar tidak ada barang-barang yang bisa menyumbat mesin. Karena daya listriknya besar, harus maksimal dikumpulkan dulu sampah kreseknya hingga mencapai 20 kg,” pintanya.
Sementara itu, Satrio Sang Raksono menuturkan jika Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah pilihan dalam memperoleh hibah mesin tersebut.
“Ada 6 daerah yang memperoleh hibah alat senilai 25 juta rupiah ini, salah satunya Kota Probolinggo yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dari sinilah nanti bisa dikembangkan ke daerah lain penggunaan aspal plastik seperti Pasuruan, Jember, Situbondo bahkan hingga Banyuwangi,” jelasnya. (yul)